Coretan di dinding bangunan MAS Yapira Lapai. (Foto : Ali/Berita Kolut) |
Kondisi itu akibat mogok belajar yang dilakukan oleh para siswa. Mogok belajar dilakukan sebagai bentuk kekecewaan dan ketidakpuasan dari pengurus yayasan. Karena diduga pihak yayasan tidak transparan dalam pengelolaan keuangan.
"Sudah beberapa hari ini tidak ada proses belajar mengajar. Sebelum mogok belajar, siswa melakukan aksi demonstrasi. Mereka meminta agar pengurus yayasan diganti dan melaporkan pertanggungjawaban keuangan sekolah secara transparan kepada semua guru dan siswa," ujar sumber yang ditemui sembari meminta namanya tidak ditulis.
Aksi mogok belajar yang dilakukan siswa siswi MAS Yapira Lapai tersebut sudah berlangsung sejak Sabtu (21/5/2016) pekan lalu.
Hingga Jumat (27/05/2016) hari ini, aksi mogok belajar yang terjadi sejak tujuh hari lalu masih berlangsung.
Pantauan Beritakolut.com, di lokasi Madrasah sudah tidak ada lagi aktivitas. Bahkan tak satu pun siswa atau guru yang ditemui di tempat itu.
Justru ironisnya, dinding bangunan Madrasah dipenuhi coretan. Tulisan tak senonoh pun dialamatkan pada pengurus yayasan.
Kepala MAS Yapira Lapai, Andi Amiruddin, yang dikonfirmasi menyebutkan jika sebelum aksi mogok belajar dilakukan para siswa, justru dirinya sudah diberhentikan atau dipecat oleh pihak yayasan.
"Segala sesuatunya sudah tanggung jawab pihak yayasan. Jadi mohon maaf silakan dikonfirmasikan hal itu kepada pihak yayasan, karena saya sebelumnya sudah diberhentikan," kata Andi Amiruddin melalui ponsel.
Hingga berita ini ditulis, ketua Yayasan maupun Kepala Kemenag Kolaka Utara belum berhasil dikonfirmasi. (Ali)