Tana Bone Wanuakku
Ku lihat songko recca tersenyum di balik kepalamu, baju bodoh melekat indah di tubuhmu. Lipa sabbe cora lebba terikat erat di pinggangmu, na ni'a kessinna ana'dara kallolona bone.
Ketika aku meninggalkan tana wanuakku merindu dan merintih ingin kembali, alam indahnya semakin membuatku ciut ingin kembali, dan menjelajah setiap sudut warna - warnanya.
Teringat masa kecilku bersenandung dengan kawan-kawan menciptakan tawa setiap harinya, ramahnya to bone menjadi pelita dalam kegelapan saat diri gagal di medan perjuangan. Adenna to bone mappere dan massempe mengingatkanku untuk terus menjalin silaturahmi kepada siapapun.
Bone wanuakku banyak sejarah yang tersimpan, semangat pejuangannya tak pantang menyerah dan banyak pelangi di dalam museum sorajanya. Seni menjadi keunikannya, kecerdasaan menjadi lambang kehebatannya.
Palette tempat penyejuk terindah, lautan bersemayam di dalam qolbunya iyalah pantai tete, tak ada tembok raksasa cina yang ada tempe-tempe di cina, sebuah pelabuhan hati yang menyapa iyalah pelabuhan bajoe Itulah bone wanuakku yang sejarahnya menjadi keabadiaan dan kekal di sanubari.
Karya : Hasliani Wibowo
Tana Bone Wanuakku
Media Timur
Senin, 09 April 2018, April 09, 2018 WITA
Last Updated
2018-04-09T13:00:35Z
Komentar